Pendidikan Karakter

PERAN GURU DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN BERKARAKTER di SEKOLAH

Begitu besarnya pengaruh karakter dalam kehidupan. Namun, sebelum berbicara lebih jauh, ada baiknya kita memahami arti dari karakter tersebut. Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang artinya ‘mengukir’. Dari bahasa ini, saya ingin menunjukkan kepada kita tentang apa yang dimaksud dengan karakter.
Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu atau aus terkena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilngkan benda yang diukir itu. Sebab, ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya. Ini berbeda dengan gambar atau tulisan tinta yang hanya di sapukan di atas permukaan benda. Karena itulah, sifatnya juga berbeda dengan ukiran, terutama dalam hal ketahanan dan kekuatannya dalam menghadapi tantangan waktu. Tulisan dan gambar akan mudah hilang, sehingga tidak meninggalkan bekas sama sekali. Sampai-sampai orang tidak akan pernah menyangka kalau di atas benda yang berada di hadapannya itu pernah terdapat tulisan dan gambar.
Sebuah pola, baik pikiran, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilngkan disebut karakter. Dari penelitian yang dilakukan, hal-hal seperti gen, makanan, teman, orang tua, dan tujuan, merupakan faktor-faktor terkuat dalam mewarnai karakter seseorang.
Karakter bisa dibangun atau dibentuk dan bisa diubah. Sebab, pembangunan dan pembentukan itu sendiri sejatinya adalah perubahan. Namun karakter bukanlah sesuatu yang mudah diubah, maka tidak harus dibentuk sejak dini. Membentuk karakter tidak cukup hanya dengan perintah dan larangan. Karena perintah dan larangan hanya bantuan sederhana dalam menolong anak untuk melakukan kebaikan dan menghindari kesalahan. Hal yang paling penting adalah menanamkan kesadaran kepada anak tentang pentingnya sebuah kebaikan.
Dalam usaha untuk mewujudkan pendidikan karakter, diperlukan keterlibatan semua aspek dimensi manusia, sehimgga tidak sesuai dengan sistem pendidikan yang terlalu menekankan pada aspek hafalan dan orientasi untuk lulus ujian. Menurut Doni Koesoema (2010), pendidikan karakter bertujuan membentuk setiap pribadi menjadi insan yang berkeutamaan. Dalam buku Said (2010), tujuan pendidikan berkarakter dapat disampaikan sebagai berikut:
a.       Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
b.      Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
c.       Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
d.      Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
e.       Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Guru menjadi kata kunci untuk mewujudkan pendidikan berkarakter. Maka dari itu guru harus memberikan contoh karakter yang kuat. Peran guru dalam membangun pendidikan berkarakter:
Ø      Menurut Ki Hadjar Dewantoro
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani ( di depan memberi contoh, ditengah ikut berkarya, di belakang turut mendukung). Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. Guru adalah digugu (didengar) dan ditiru (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.
Ø      Menurut Aristoteles
“ Kemampuan moral ( kebaikan dan kebiasaan berbuat baik) berkembang melalui latihan dan berkesinambungan. Manusia memperoleh kemampuan moral ketika dididik dan dilatih oleh keluarga dan komunitsnya untuk berpikir, merasa dan bertingkah laku dalam cara yang benar secara moral.” Dapat disimpulkan bahwa peserta didik dapat dilatih terus-menerus dan berkesinambungan oleh guru.
Ø      Menurut Muhammad Rohmadi
“Peran guru dan dosen memiliki andil penting sebagai salah satu modal dasar untuk mewujudkan pendidikan yang berhasil dan berkarakter.” Dalam hal karakter guru dapat diumpamakan seperti tokoh samurai. Samurai memiliki senjata katana atau pedang yang sangat tajam dan jika dipegang orang tidak bermoral dapat berbahaya. Namun tidak berbahaya jika pemegangnya mempunyai sifat bushido yaitu amanah, pengasih, santun, sopan,mulia, hormat,dll. Jika pelajar mempunyai sikap seperti samurai maka pendidikan berkarakter akan segera terwujud.
Ø      Dalam buku “Pendidikan Karakter”, Abdullah Munir
Dalam membangun karakter anak alangkah baiknya diawali dari keluarga. Dalam hal ini orangtua lah yang harus memberikan contoh-contoh karakter yang kuat. Sedangkan di sekolah guru adalah orangtua bagi siswa. Jadi peran guru sama dengan peran orangtua yang mana orang tua bisa mendidik karakter anak dengan cara:
a.       Membangun keberanian dan ketabahan sikap melalui keyakinan, harapan, ketekunan dan kesetiaan.
b.      Membangun kemampuan mengendalikan diri dengan tindakan seperti menjauhkan anak dari sumpah serakah, menetapkan hari bebas keluhan, memberi anak kesempatan untuk membaca fenomena, membuat pengumuman pagi dan melakukan latihan-latihan.
c.       Menumbuhkan sikap adil dan bijaksana yang dapat dicontohkan dengan sifat baik seperti arah hidup, ketaatan, amanah, tanggungjawab,sikap hormat,intregitas dan sportifitas.
Untuk mewujudkan pendidikan berkarakter dalam pembelajaran di sekolah dapat diterapkan model in-on-service training  yaitu Lesson Study. Lesson study memberi kesempatan nyata kepada para guru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan pemelajaran atau proses belajar siswa (learning) di ruang kelas. Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusidiskusi mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi pada praktik pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktik pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat mengembangkan pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran efektif, yang pada gilirannya dapatmembantu siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari. Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study menjaga agar siswa selalu menjadi detak jantung kegiatan pengembangan profesi guru.
Ada beberapa hal penting yang dapat diperoleh melalui kegiatan lesson study:
a.       para guru akan lebih terbuka dengan dunia luar
b.       para guru akan saling belajar dan saling bekerjasama dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya melalui peningkatan pemahaman bukan hanya tentang materi, tetapi juga metode, media dan alat bantu pembelajaran, tetapi juga teknik penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran.
c.       dengan praktik terbaik tersbut, para guru akan dilatih untuk dapat mencoba untuk menghasilkan inovasi baru dalam pembelajaran, melalui usulan tentang saran perbaikan yang diberikan oleh koleganya, juga melalui kreativitas-kreativitas yang kemudian muncul dalam praktik pembelajaran.
d.       hasil akhir yang diharapkan dapat diperoleh melalui lesson study ini adalah proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, yang dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (student achievement).
 Lesson study dipilih dan dimplementasikan karena lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.Karena itu Lesson Study dapat meningkatkan mutu pendidikan yang baik sehingga membangun karakter pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Pedagogia
Krisnawan SR. 2010. Penerapan Metode Lesson Study dalam Pembentukan Pendidikan  yang Berkarakter. Surakarta : Karya Tulis Ilmiah, 13 April 2010.
Sardulo Gembong.2011.Membangun Bangsa Melalui Pendidikan Karakter.Makalah Seminar Nasional,20 Maret 2011.
Tantri  Mayasari.2011.Pendidikan Karakter di Sekolah. Makalah Seminar Nasional, 20 Maret 2011.

0 komentar:

Posting Komentar